Sunday, September 23, 2018
Ada yang Berubah dalam Memahami Cinta dan Cara Mencintai
Saat dua insan sedang dimabuk mawar asmara, itulah kebahagiaan dan surga yang bisa dirasakan dalam hidup di dunia ini. Namun, selain perasaan jatuh cinta mampu menjadi indah menyelimuti siapa yang sedang dihinggapinya, perasaan benci juga bisa datang bahkan hilang seketika diantara dua insan itu sendiri.
Wajar tentunya, ada saat bertemu dan ada saat berpisah. Disini saya ingin membahasa tentang bagaimana memahami cinta dan cara mencintai yang setelah saya analisa ternyata terjadi perubahan-perubahan. Apa saja itu?
Ada banyak versi orang-orang dalam mendefinisikan cinta dan mengekspresikan cinta.
Sebagian orang sering mengatakan bahwa saat kamu merasa malu, hati bergetar, ketika bertemu lawan jenis itu bisa dinamai dengan cinta. Atau ketika laki-laki memberi perhatian yang spesial hingga berani berkorban agar seorang wanita yang dimaksudkan bisa merasa bahagia, itu pun bisa disebut dengan cinta. Ada juga bahkan yang menyebut cinta itu sebuah doa dan diam.
Ketika zaman berubah, seperti saat kemajuan teknologi seperti sekarang, saat orang yang sering menyukai dan mengomentari postingan lawan jenis, bisa masuk dalam indikasi tertarik hingga nantinya menjadi bagian dari cinta.
Kemudian dalam ekspresi dan cara mencintai itu sendiri pun berbeda dan berubah. Jika dulu mencintai seseorang itu diungkapkan seperti terus memberikan hal-hal yang romantis semisal memberikan bunga atau apel di malam minggu.
Namun, semakin kesini ada perubahan-perubahan, seperti postingan romantisme pasangan di media sosial yang rutin, atau saat berpisah meski beberapa hari bisa dilabeli dengan LDR karena dua orang yang sedang mencintai tersebut sedang berjarak.
Contoh lain dalam cara mencintai era kini seperti adanya label "pasangan protektif" dan lain sebagainya yang seakan dalam cinta itu memiliki simbol dan aturan yang harus dipahami kemudian menjadi undang-undang.
Perjalanan dunia romansa atau asmara manusia seringkali bertransformasi dalam mendefinisikan dan cara atau metodenya tanpa kita sadari. Perubahan-perubahan itu jika kita telisik lebih dalam bahwa apakah cinta dan cara mencintai itu yang seperti demikian? Apakah bahagia benar-benar sudah didapatkan saat dengan jatuh cinta? Sebab yang saya ketahui bahwa kita hidup itu mencari bahagia.
Rumi pernah menuliskan di dalam puisinya, "Cinta adalah sebutir permata yang tak bisa kaulemparkan sembarangan seperti sebutir batu."
Bisa jadi puisi rumi itu dimaksudkan dalam memahami dan mencintai kekasih (tuhan). Namun jika ditarik dalam mencintai sesama manusia pun sangat layak saja. Mencintai manusia sama juga mencintai tuhannya. Sehingga di sini, cinta ditempatkan sebagai sesuatu yang sangat agung.
Jika belakangan ini, terdapat definisi-definisi tentang cinta dan dunia percintaan yang terlihat remeh, misalkan dengan mudahnya orang mencintai lalu berpisah, berganti-ganti pasangan, membuat undang-undang, atau saat pasangan kita menyukai postingan orang lain kemudian bisa membuat putus hubungan atau ikatan, demikiankan kita kini memahami dan mendalami cinta?
Dalam cinta, Rumi juga pernah menceritakan tentang cara insan dalam mencintai, yakni melalui kisah Layla Majnun. Begini puisi rumi:
**
Berpisah dari layla, majnun jatuh sakit. badannya semakin lemah, sementara suhu badan semakin tinggi.
Para tabib menyarankan bedah, “sebagian darahnya harus dikeluarkan, sehinggu suhu badan menurun.”
Tapi majnun menolak, “jangan! jangan melakukan bedah terhadap saya.”
Para tabib pun bingung, “kamu takut? padahal selama ini kamu masuk-keluar hutan seorang diri. tidak pernah takut menjadi mangsa macan, tuyul, atau binatang buas lainnya. lalu kenapa takut sama pisau bedah?”
Majnun menjawab, “tidak, bukan pisau bedah itu yang kutakuti,”.
“Lalu, apa yang kau takuti?," tanya sanga tabib.
Majnun menjawab lagi, “jangan-jangan pisau bedah itu akan menyakiti layla.”
“Menyakiti layla? bagaimana bisa? yang dibedah itu badanmu.” para tabib heran.
“Justru itu. layla ada di dalam setiap bagian tubuhku. sesungguhnya, mereka yang berjiwa cerah tak akan melihat perbedaan antara aku dan layla.”
**
Di dalam cerita cinta Majnun kepada Layla tersebut bukan main bukan? Cinta yang benar-benar suci dan seperti berada di taman surga. Begitu dalamnya Majnun mendefinisikan dan menyikapi perasaan cintanya.
Apakah sekarang dengan perubahan zaman dan pola dunia cinta, masih banyak orang yang seperti majnun dalam memahami cinta dan cara ia mencintai?
Sekali lagi, cinta itu bagian dari misteri. Bukan yang bisa terdefinisi begitu cepat dan bisa dilakukan dengan metode mencintai, lalu dilabeli, yang mana membuat cinta itu bersifat matrealistik.
Cintamu sendiri bagaimana? [k]