Saturday, November 17, 2018

Apapun Itu, Semua Salah Jokowi


Demokrasi adalah proses di mana orang-orang memilih seseorang yang kelak akan mereka salahkan. [Bertrand Russell]

Setuju nggak dengan quote di atas?

2014 lalu Jokowi terpilih menjadi orang nomor satu di republik ini. Empat tahun berjalan, bagaimana kinerjanya menurutmu? Sudah cukup bagus dibandingkan presiden sebelumnya ataukah sama saja?

Memang, yang seharusnya adalah saat ada pekerjaan di posisinya ada yang tidak beres, tentu sah-sah saja untuk disalahkan oleh seluruh lapisan masyarakat. Disalahkan di sini mungkin maksudnya dikritisi.

Pak jokowi dan partainya tidak boleh tidak suka dengan itu, karena ia harus bertanggung jawab terhadap jabatannya.

Lalu, saat publik belakangan ramai mengungkapkan kalimat "Semua salah Jokowi", apa benar semua yang tidak sesuai di republik ini itu salah Jokowi? Tidak semudah itu juga kan, karena segala sesuatu pasti ada duduk masalahnya.

Ya, ini tentang kedewasaan. Saat memang ada kritik tentu harus juga dibarengi dengan landasan (fakta dan data). Lalu siapa yang menyalahkan atau mengkritisi Jokowi tanpa landasan alias apapun masalahnya semua salah Jokowi?

Tolonglah, setiap detik semua orang memang berhak untuk berpendapat terhadap apapun, dan itu dilindungi undang-undang termasuk juga mengkritisi Jokowi. Itu sah. Namun juga harus dibarengi dengan pengetahuan dan landasan untuk kemajuan bersama. Namanya juga kan demokrasi yang berlandaskan permusyawaratan.

Salahkan atau kritisi Jokowi jika itu memang kesalahannya. Bukan karena ada orang atau sebagian kelompok yang benci, jadi menyalahkannya tanpa dasar dan bahkan membuat-buat yang membohongi publik.

Penulis di sini menegaskan bukan bagian dari cebong atau kampret.

Dalam hal ini yakni problema semua salah Jokowi di negara Demokrasi, mbak Nana pernah bilang kalau "Jika semua sibuk memburu kemenangan, demokrasi tak lebih sekedar barang dagangan".

Bagi orang yang berkampanye semua salah Jokowi, ingatlah quote Russell di atas. Kau juga akan disalahkan ketika diberi kesempatan menang saat pesta lima tahunan. Bisa jadi malah bukan disalahkan yang bersifat kritik, tapi karena murni kedzoliman tanggungjawab.

Bagi Jokowi pun sama, jika memang ada kritik kinerja yang membangun tapi Jokowi malah memilih acuh atau bahkan lebih yang sampai otoriter, ingat kata-katamu sendiri tentang Demokrasi, "Demokrasi adalah mendengarkan suara rakyat dan melaksanakannya". [gn]